SRAGEN UPDATE – Menurut Yuanxin Sun, pendiri dan CEO StoryChopsticks, cara terbaik untuk mengajarkan suatu bahasa kepada anak-anak adalah dengan metode storytelling (bercerita). Menurutnya, anak-anak lebih menyukai cerita, maka dari itu ia lebih menyukai metode bercerita ini.
“Anak-anak cenderung lebih menyukai cerita dan itu sebabnya kami mengajarkan dengan metode storytelling, bahkan kami meminta anak-anak untuk membuat ceritanya sendiri dan dari situ mereka belajar keywords bahasa,”katanya dalam Webinar, Minggu, 26 Juni 2021.
Cara selanjutnya bagi orangtua adalah dengan menjadi ‘teman bermain’ bagi anaknya dalam belajar, dengan begitu proses belajar anak menjadi lebih menyenangkan.
Orangtua juga tidak perlu menghukum dan mengawasi anaknya dalam proses belajar, karena hal itu akan membuat anak menjadi tertekan.
StoryChopsticks sendiri, sebagai perusahaan asal Singapura, telah merilis buku cerita berseri berjudul “Zongzi”, untuk belajar bahasa Mandarin pertama di dunia yang keseluruhannya ditulis dan digambar oleh anak-anak.
Buku ini juga merupakan seri pertama hasil dari murid-murid StoryChopsticks di Singapura dan Amerika Serikat.
StoryChopsticks melakukan proses pembelajaran Bahasa Mandarin dengan menggunakan storytelling, flash card dan membuat cerita sendiri setiap minggunya.
“Anak-anak secara alami menjadi kreatif dan merasakan pengalaman belajar baik jika mereka terlibat secara aktif. Kami merancang proses pembelajaran agar anak-anak dapat segera melihat, menyentuh, dan bahkan mempromosikan hasil pembelajaran mereka,” ujar Chuang Wang Ting, salah satu pendiri dan kepala sekolah StoryChopstick.
Metode pembelajaran ini juga dibenarkan I-Ling Wang, Asisten Profesor dari Yu Da University of Science and Technology.
Katanya, dengan metode pembelajaran yang demikian, kita bisa melihat keseluruhan kreatifitas anak-anak dan melihat kemampuan mereka yang luar biasa.
“Kita tidak hanya bisa melihat hasil belajar, menggambar, dan imajinasi anak-anak, tapi juga kemampuan luar biasa mereka dalam mengekspresikan diri secara puitis. Kemampuan itu bahkan melampaui penguasaan bahasa orang dewasa.”, ungkapnya.**
Baca juga:
Original content: sragenupdate belajar literasi Storytelling Metode Efektif Untuk Belajar Bahasa Bagi Anak Anak