Get 25% OFF

Liburan di Rumah Aja, Ajak si Kecil Belajar Bahasa Mandarin

KETIKA libur sekolah tiba, tapi anak-anak harus tetap di rumah karena pandemi berkecamuk, orangtua harus kreatif dalam mengasuh. Selain kegiatan fisik, si kecil juga bisa loh diajak belajar selama liburan kali ini. Tentunya dengan pendekatan menyenangkan.

Belajar sambil bercerita bisa jadi salah satu pendekatan yang kamu pilih. “Pada dasarnya anak-anak sangat suka dengan cerita. Sehingga pendekatan storytelling, sangat menarik bagi anak-anak. Jika mereka tertarik, maka mereka akan antusias untuk belajar,” kata “Pada dasarnya anak-anak sangat suka dengan cerita. Sehingga pendekatan storytelling, sangat menarik bagi anak-anak. Jika mereka tertarik, maka mereka akan antusias untuk belajar,” kata pendiri dan CEO StoryChopsticks Yuanxin Sun dalam acara peluncuran buku Zongzi #1 – Childhood Rhapsody secara virtual, Minggu (27/6).

StoryChopsticks merupakan lembaga belajar Bahasa Mandarin untuk anak-anak usia 3-12 tahun. Berbasis di Singapura, StoryChopsticks juga telah bermitra dengan Rise N Shine Preschool di Medan. Pengajaran dilakukan secara daring, sehingga bisa diikuti seluruh anak di dunia, dengan pengantar Bahasa Mandarin, Indonesia, dan Inggris di kelas awal

bercerita
Anak-anak akan senang belajar bahasa Mandarin lewat cerita. (foto: istimewa)

StoryChopsticks baru saja meluncurkan buku Zongzi #1 – Childhood Rhapsody secara virtual. Karya tiga siswa StoryChopsticks di Singapura dan Amerika Serikat itu merupakan buku cerita berbahasa Mandarin pertama di dunia yang seluruhnya ditulis dan digambar anak-anak, dengan didampingi para fasilitator guru bahasa Mandarin native asal Taiwan.

Buku itu merupakan bagian dari program Kids Publish dari StoryChopsticks. Lewat program itu, anak-anak dapat membuat buku cerita mereka sendiri, diterbitkan, dan dijual ke khalayak melalui situs resmi Storychopsticks.com. Anak-anak bahkan memiliki kontrak sebagai penulis.

StoryChopsticks menawarkan pendekatan belajar yang mendorong sisi kreatif anak-anak. Saat belajar kata-kata bahasa Mandarin, anak-anak dapat menciptakan karakter mereka sendiri. “Sebagai orang dewasa, saya selalu terkagum-kagum dengan imajinasi anak-anak menciptakan karakter dan cerita mereka sendiri,” tambah Yuanxin.

Pendekatan storytelling diakui para orangtua para siswa Storychopsticks berhasil membuat anak-anak antusias. Apalagi dalam prosesnya, anak-anak diajak untuk membuat cerita mereka sendiri. Terlebih ketika cerita itu bisa diterbitkan dalam bentuk buku yang dijual untuk khalayak luas.

“Sebelumnya, anak saya tidak pernah menggunakan bahasa Mandarin secara proaktif. Sejak mulai membuat cerita sendiri dalam bahasa Mandarin, ia selalu ingin tahu objek dan emosi kehidupan sehari-hari dalam bahasa Mandarin,” ujar Jenny Ho, ibu dari penulis muda Theo, 7, yang menetap di Seattle, Amerika Serikat.

buku mandarin
Buku Zongzi #1 – Childhood Rhapsody membantu anak belajar bahasa Mandarin. (foto: istimewa)

Menurut Asisten Profesor dari Yu Da University of Science and Technology, Taiwan, I-Ling Wang, cara belajar dengan membuat cerita merupakan bentuk penghargaan atas kreativitas anak-anak. Cara itu bukan cuma baik untuk meningkatkan kemampuan untuk memahami, membaca, dan menulis bahasa Mandarin, melainkan juga membuat anak-anak kelak mampu menghargai, merasakan, dan menciptakan keindahan dari kata-kata bahasa Mandarin.

“Sebagai pendidik anak-anak usia dini, cara ini membuat kita tak sekadar melihat hasil belajar, menggambar, dan imajinasi anak-anak, tapi juga kemampuan luar biasa mereka dalam mengekspresikan diri secara puitis. Kemampuan itu bahkan melampaui penguasaan bahasa orang dewasa,” ujar I-Ling Wang saat berbicara sebagai salah satu narasumber acara peluncuran buku Zongzi- Childhood Rhapsody secara virtual.

Dengan kecenderungan semakin derasnya arus informasi dan dinamisnya dunia komunikasi, kemampuan berbahasa menjadi nilai lebih untuk dunia kerja di masa depan. Bahasa Mandarin yang merupakan bahasa populer kedua di dunia setelah bahasa Inggris amat penting untuk dikuasai. Berdasarkan data Statista.com, jumlah penutur bahasa Mandarin mencapai 1,120 miliar di seluruh dunia. Meski begitu, banyak anggapan belajar Bahasa Mandarin sangat sulit, apalagi karena bahasa ini memiliki aksaranya sendiri.

“Untuk itulah, kami menawarkan metode menarik untuk belajar bahasa Mandarin. Berawal dari storytelling, menggunakan flashcard, dan mengajak anak-anak membuat ceritanya sendiri,” ujar Yuanxin.(dwi)

Baca juga:

Original content:
merahputih.com Liburan Di Rumah Aja Ajak Si Kecil Belajar Mandarin

Invite & Earn

X
Refer a friend & both of you enjoy 25% OFF. *LIMITED TIME ONLY*
LOGIN / REGISTER