Kursus bahasa Mandarin termasuk salah satu aktivitas yang bisa dipilih di masa pandemi. Keterampilan berbahasa Mandarin dinilai menguntungkan di masa depan, mengingat pertumbuhan ekonomi China saat ini tergolong luar biasa.
Apalagi saat ini, penutur asli bahasa Mandarin mencapai sekitar dua miliar lebih, nomor dua terbanyak di dunia setelah bahasa Inggris.
Belajar bahasa Mandarin bisa dimulai sejak dini.
Apalagi sekarang, mau belajar apa saja, cukup buka laptop atau ponsel, dan terkoneksi dengan internet.
Di satu sisi ada kekhawatiran mengenai screen time yang terlalu berlebihan. Namun di sisi lain, anak-anak yang terlahir di era digital secara natural cepat menyesuaikan diri.
Para guru pun dituntut menjadi lebih kreatif menghidupkan suasana.
Sebab belajar online dengan suasana menjemukan, apalagi ditambah koneksi internet yang tidak stabil, hanya akan menambah rasa frustasi.
Padahal proses belajar baru akan berhasil jika hati gembira.
Dan itulah salah satu alasan belajar bahasa Mandarin di StoryChopsticks yang bukan tempat kursus bahasa Mandarin biasa.
Suasana belajar menyenangkan
Kursus bahasa Mandarin di StoryChopsticks diselenggarakan dalam sebuah platform game. Jadi, saat belajar, anak-anak akan masuk ke dalam platform game dan menemukan kelas StoryChopsticks di situ.
Seperti layaknya masuk ke dunia game, anak-anak akan menemukan benda-benda, dan ini bisa melatih kosa kata mereka. Usai pelajaran berlangsung, anak-anak masih bisa mengksplorasi ruang digital tersebut.
Saat artikel ini ditulis, penggunaan platform ini masih dalam pilot, namun akan sepenuhnya menggantikan metode pengajaran via Zoom.
Metode belajar berlangsung secara natural
Proses belajar bahasa Mandarin di StoryChopsticks sangat memperhatikan proses belajar natural anak-anak. Pelajaran dilakukan secara bertahap, dan fokus kepada proses.
Proses yang tepat akan mendatangkan hasil yang optimal. Anak-anak akan memahami bahasa Mandarin sehari-hari, berlanjut dengan memahami kosa kata dan membuat kalimat sederhana, hingga akhirnya bisa melatih kemampuan menulis serta berkreasi membuat cerita mereka sendiri.
StoryChopsticks menerapkan pendekatan mendongeng untuk mengenalkan kosakata bahasa Mandarin, membangun imajinasi dan suasana hati gembira. Setelah sesi storytelling, anak-anak belajar kosakata menggunakan flashcard, dan mulai membuat cerita versi mereka sendiri menggunakan kosakata tersebut, termasuk menulis dan menggambar.
Proses ini melatih kreativitas dan imajinasi mereka, dan anak-anak StoryChopsticks sangat menikmati!
Baca juga: Refleksi Kreativitas Bohemian Rhapsody, Antara Freddie Mercury, dan Anak-Anak Kita
Melatih kreativitas
Tak ada anak lahir kreatif. Namun kemampuan ini bisa dilatih dan dipoles menjadi lebih baik. StoryChopsticks bukan sekadar melatih pemahaman bahasa Mandarin, atau berbicara bahasa Mandarin saja. Tapi juga melatih kreativitas dan imajinasi anak dalam menciptakan cerita mereka sendiri dalam bahasa Mandarin.
Guru merupakan penutur asli
StoryChopsticks menghadirkan penutur asli dari Taiwan sebagai fasilitator belajar bahasa Mandarin. Bagi anak-anak yang tak pernah mengenal bahasa Mandarin sebelumnya, tersedia fasilitator berbahasa Indonesia dan Inggris hanya pada fase awal pelajaran.
“Anak saya Cassie, belajar bahasa Mandarin dengan penutur asli. Dia tampak menikmati dan tidak bolos les. Kami sekeluarga tidak berbicara bahasa Mandarin, sampai-sampai saya heran sendiri, kok bisa dia enjoy tanpa banyak mengerti bahasa itu pada awalnya.”
Kelas kecil
Anak-anak belajar dalam skala kecil. Per September 2021, hanya ada 3 anak per kelas, sehingga memungkinkan setiap anak mendapatkan perhatian penuh dari guru.
Bisa menerbitkan buku sendiri
Ini bagian paling seru dari seluruh rangkaian program StoryChopsticks.
Anak-anak dibebaskan berkreasi membuat cerita versi mereka sendiri, lengkap dengan gambar dan tulisan mereka, lalu diterbitkan menjadi buku.
Bahkan, buku-buku ini juga dijual. Ada kontrak royalti hak cipta tertulis antara anak dengan StoryChopsticks layaknya penulis profesional!
Bisa berkolaborasi dengan teman dari seluruh negara di dunia
Belajar online memungkinkan kita belajar bersama teman-teman lain yang tinggal di negara berbeda. Pengalaman ini akan memberi pelajaran tentang keberagaman, serta semangat kolaborasi dalam berkarya.
Buku terbitan pertama KidsPublish StoryChopsticks memuat karya tiga anak di dua benua berbeda, Asia dan Amerika.